Kamis, 28 April 2011

TERAPI UNTUK ANAK AUTIS

        Ada empat terapi utama untuk anak autis. Semuanya harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.
1. Terapi Perilaku
       Gangguan perilaku diatasi dengan terapi perilaku (behavioral). Tujuannya agar perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan ditambahkan. Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis (ABA) yang diciptakan oleh O. Ivar Lovaas, PhD dari University of California Los Angeles (UCLA). 
Terapi ini berupaya memberikan rewards positif jika anak merespons secara benar sesuai dengan instruksi yang diberikan. Jika responnya tidak positif, anak tidak mendapatkan hukuman melainkan tidak mendapatkan rewards positif. Terapi dilakukan untuk mengajari anak tentang aturan.

 2. Terapi Wicara
        Terapi wicara dilakukan untuk mengatasi gangguan bicara pada anak autis. Terapi dilakukan dengan rutin, teratur dan intensif. Sehingga gangguan bicara anak berkurang, sementara kemampuan berbicara dan memahami kosakatanya meningkat.

3. Terapi Biomedik
        Banyak pakar menemukan, anak penyandang autisma mengalami banyak gangguan metabolisme dalam tubuhnya yang memengaruhi susunan saraf pusat sedemikian rupa, sehingga fungsi otak terganggu. Gangguan tersebut bisa memperberat gejala autisme atau memicu timbulnya gejala autisme. 
        Terapi berupaya mencari semua gangguan tersebut di atas dan bila ditemukan, harus diperbaiki. Dengan demikian diharapkan fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik sehingga gejala-gejala autisme berkurang atau bahkan menghilang.
Pemeriksaan yang dilakukan biasanya adalah laboratorik yang meliputi pemeriksaan darah, urine, rambut dan feses. Juga pemeriksaan colonoscopy dilakukan bila ada indikasi.
Terapi biomedik tidak menggantikan terapi-terapi yang telah ada, seperti terapi perilaku, wicara, okupasi dan integrasi sensoris. Terapi biomedik melengkapi terapi yang telah ada dengan memperbaiki “dari dalam”, sehingga diharapkan perbaikan akan lebih cepat terjadi. 

4. Terapi Sensori Integrasi
        Banyak gangguan integrasi sensori anak autis. Di antaranya: pengendalian sikap tubuh, motorik halus, motorik kasar, dan lain-lain. Integrasi sensori berarti ketidakmampuan mengolah rangsang sensori yang diterima. 
        Aktivitas fisik yang terarah, bisa menimbulkan respons yang adaptif yang makin kompleks. Dengan demikian efisiensi otak makin meningkat. Terapi integrasi sensoris meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga ia lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas integrasi sensoris merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.

TERAPI ALTERNATIF 
 Tidak ada satu terapi yang efektif, terapi itu harus dilakukan secara terpadu.
1. Terapi akupunktur  
        Akupunktur adalah menusuk titik-titik persarafan pada bagian tubuh dengan jarum. Titik-titik yang ditusuk tentu yang berhubungan dengan organ-organ yang sakit. Nah, bagi penyandang autisma, yang ditusuk adalah bagian tubuh yang berhubungan dengan otak. Ini karena gangguan autisma berkaitan dengan otak. Terapi ini berusaha membuat stimulasi sistem saraf agar dapat berfungsi optimal. Agar mendapatkan hasil perkembangan, terapi tusuk jarum harus disertai terapi lainnya secara terpadu. Termasuk terapi wicara, okupasi, integrasi, sensori, dan terapi biomedik. Anak pun harus mendapatkan diet yang sesuai.

2. Terapi musik 
       Terapi ini bertujuan mempertajam daya konsentrasi anak autis. Pun mengasah kemampuan berkomunikasi anak. Anak-anak autis diberi materi pengenalan nada, ketukan-ketukan, bunyi drum, dan sebagainya. Jika sudah dikuasai, maka penyandang dapat menguasai keterampilan lebih lanjut seperti belajar piano.
        Stimulasi ini bertalian erat dengan fungsi pengaturan otak pada tubuh. Konsentrasi anak meningkat, fungsi tubuh lainnya juga otomatis membaik. Hal yang jelas, untuk terapi ini dibutuhkan bantuan minimal dua orang ahli, ahli musik dan terapis.

3. Terapi lumba-lumba 
        Jeri Novaro Sumual dari Kompartemen 99 Dolphin Therapy mengungkapkan, terapi lumba-lumba (TLL) untuk anak-anak berkebutuhan khusus telah lama diselenggarakan di Amerika. Penelitian di Miami dan Florida menunjukkan adanya dampak positif dari terapi lumba- umba ini. Salah satunya adalah yang dilakukan psikolog Prof. David Nathanson dan ahli saraf David Cole dari Florida International University.
        Dalam situsnya, Nathanson dan Cole mengungkapkan adanya perubahan yang cukup signifikan pada otak manusia sebelum dan sesudah ia berinteraksi dengan lumba-lumba. “Sel-sel saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi lebih relaks ketika mendengar suara lumba-lumba. Di dalam tubuh, gelombang suara lumba-lumba yang diterima mampu melepaskan hormon endorfin yang berfungsi menghalau ketegangan.” Kon
disi inilah yang membuat TLL dinilai efektif untuk anak berkebutuhan khusus. Selain itu, gelombang suara yang dikeluarkan lumba-lumba juga cukup berpengaruh terhadap terapi dengan cara memengaruhi perubahan susunan metabolisme tubuh manusia. 
        Untuk memulainya, tentu penyandang autis harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air. Selanjutnya secara bertahap anak dapat bermain dengan lumba-lumba.

3. Terapi Hiperbarik
        Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien menghirup oksigen murni pada tekanan udara lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal. Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor alergi dan risiko infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya.

AUTISMA BISA SEMBUH? 

        Dulu, ada anggapan autisma tidak dapat “disembuhkan”. Ini karena dulu diduga penyebabnya adalah murni genetik. Selain itu anggapan keliru lainnya, gangguan di otak terjadi sebelum lahir, ada kelainan otak pada anak autis dan sampai saat ini tidak ada orang yang “sembuh” dari autisma.
        Sekarang pendapat itu berubah. Gen saja tidak cukup mencetuskan autisma. Faktor lingkungan berperan dalam mencetuskan autisma, sehingga terjadi gangguan pada tubuh maupun otak yang lalu menimbulkan gangguan perilaku. Perubahan otak juga bisa terjadi setelah lahir, autisma memengaruhi otak dan tubuh. Gangguan pada tubuh dapat disembuhkan, dimana itu juga dapat memperbaiki fungsi otak. Selain itu, beberapa penemuan membuktikan banyak anak autis yang “menyembuh”.
         Logikanya sederhana, jika semua gangguan di tubuhnya disembuhkan, maka otaknya akan berfungsi dengan baik. Hal yang penting dilakukan adalah diagnosis dini penyandang autisma. Karena semakin awal peyandang dideteksi, maka semakin baik anak kembali ke dalam jalur perkembangan normal. Selain itu, penatalaksaan penyandang juga harus komprehensif dan terpadu. Tidak cuma itu. Penyembuhan dan perbaikan juga tergantung dari banyak faktor, seperti berat/ringannya gangguan di otak, berat/ringannya gangguan, dan faktor lainnya.
         Cuma perlu diingat, definisi sembuh di sini bukan berarti anak autis tiba-tiba berubah menjadi anak normal, melainkan anak autis dapat berkembang, berperilaku, berbicara, membina hubungan sosial, dan mengembangkan kemampuannya layaknya anak normal. Pada kondisi tertentu, di saat tertekan, misalnya, anak autis mungkin saja menunjukkan perilaku anehnya seperti berteriak, menari-nari di atas meja, atau mengamuk.
         Selain itu, tidak ada terapi instan untuk menyulap anak autis menjadi normal. Yang ada, anak harus mendapatkan terapi selama bertahun-tahun, mengeluarkan dana, tenaga, dan biaya yang besar. Dengan cara itu, banyak anak autis yang mengalami perkembangan luar biasa.

Rabu, 27 April 2011

CINTA TAK TERSAMPAIKAN












Cinta Tak Tersampaikan
Pagi serasa fajar terbit
mengarungi indahnya alam
rasa rindu dihati
serasa membuat pikiran mati

Cintaku kepadamu
seperti bumi penuh isi
mataku...kepalaku...tanganku...tubuhku...
serasa ingin ke tempatmu
bercengkrama bersama burung berkicau

tapi...
itu tak mungkin
Tuhan sudah menentukan takdir umat-Nya
dan Dia memberikan
takdir yang terbaik
untuk hamba-Nya


Aku ingin memilikimu
tapi kamu sudah ada yang punya
aku tak mungkin
merebut hati
yang telah terisi oleh cinta

Tapi....
meski demikian
aku tetap mencintaimu
setulus hatiku

Aku ingin
tetap menunggu pagi
meski....
seakan letih rasanya
tuk mendapatkanmu


Pagi fajar yang cerah
indah....
menyejukkan......

hmmmmm....siapa yg perasaannya kaya gini....
Lg mumet nich...tugas probabilitas susah bgt...friends..

TEH HITAM TURUNKAN KOLESTEROL

            Siapa yang tidak tahu Teh hitam, yang tak asing dijumpai dalam masyarakat Indonesia, sebab menjadi minuman yang sehari-hari kita konsumsi. Indonesia dikenal sebagai produsen teh hitam terbesar Kelima didunia .Produksi teh dunia sebenarnya didominasi oleh teh hitam , sebanyak 78 persen, Produksi teh hijau 20 persen, sedangkan teh jenis lain hanya dua persen saja.
            Untuk pengolahan, teh hijau tanpa fermentasi, sedangkan teh hitam menjalani fermentasi penuh. Teh hijau baik untuk kesehatan karena mengandung katekin, teh hitam sebenarnya lebih komplet karena selain antioksidan dalam katekin, juga mengandung theaflavin.

             Meskipun katekinnya tidak sebanyak teh hijau, Proses pembuatan teh hitam menjadikan antioksidan katekin berubah menjadi theaflavin. Theaflavin inilah yang menjadikan teh hitam berwarna kemerahan dan berasa segar ketika diminum. Kandungan theaflavin yang menjadikan teh hitam unggul. Theaflavin memiliki laju penangkapan radikal bebas lebih tinggi dari Epigallo Catechin Gallate yang ditemukan dalam teh hijau. Selain itu, theaflavin meningkatkan antioksidan alami dalam tubuh. Theaflavin memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan vitamin E dan C.

             Konsumsi dua cangkir teh hitam amat bagus melindungi kesehatan jantung. Pasalnya, dua cangkir sehari bisa membantu mengurangi penumpukan kolesterol sebanyak 40 persen. Efek pengurangan kolesterol bisa mencapai 70 persen jika kita mengonsumsi delapan cangkir teh hitam dalam sehari.

              Teh hitam berjasa menghindarkan pembuluh darah dari penumpukan kolesterol karena kandungan antioksidan di dalamnya yang menghambat oksidasi kolesterol jahat. Bila LDL teroksidasi, penyumbatan pembuluh darah mudah terjadi.

               Sekarang orang minum air putih karena menganggap air putih lebih sehat. Kalau minum air putih, Anda hanya dapat air. Kalau minum teh hitam, Anda dapat air, katekin, dan theaflavin.Teh boleh diminum sebanyak orang mengkonsumsi air putih. Orang bisa minum air putih sebanyak delapan gelas sehari atau setara dua liter. Teh juga boleh diminum sebanyak itu.

               Namun, tetap ada batasan tertentu dalam minum teh. Wanita hamil disarankan untuk tidak minum teh kental terlalu banyak karena sifat teh yang mengikat zat gizi tertentu. Teh dikenal mengikat zat besi, sehingga rentan menyebabkan ibu hamil terkena anemia.

               Minum teh adalah bagian dari gaya hidup sehat. “Seperti halnya orang jepang yang hidup sehat secara holistic. Mereka setiap hari minum teh.

                Penambahan gula pada minuman teh, tidak akan merusak kandungan gizinya.”Satu sendok teh gula setara dengan 60 kalori. Kadang kita tak cukup hanya satu sendok, malah ada yang menambahkan tiga sendok sekaligus. Ini memang bukan masalah untuk orang yang langsing, tetapi buat orang yang kelebihan berat badan, bakal jadi persoalan serius.

                Mutu gizi teh, selain dari kualitas dan harga daun teh itu sendiri, juga lebih dipengaruhi oleh cara penyeduhan. Masukkan teh kedalam air panas kemudian diaduk-aduk untuk mempercepat perserapan katekin. Terbaik memang mengonsumsi teh yang diseduh dan langsung diminum. Boleh juga minum teh dalam kemasan, tetapi harus diperhatikan proses penyimpanannya. Sebaiknya teh tidak terpapar sinar matahari.

Senin, 25 April 2011

Ketegasan Rasulullah SAW

Suatu ketika di zaman Rasulullah SAW pada masa ‘Fathul Makah’ (pembebasan kota Mekah), ada seorang wanita Quraisy yang mencuri. Wanita tersebut seorang bangsawan dari Bani Makhzum. Mereka bingung dalam memutuskan perkara tersebut.

Dalam perundingan salah seorang dari mereka mengusulkan untuk membicarakannya kepada Usamah. Melalui Usamah mereka berniat untuk memintakan syafa’at atau ampunan dari Rasulullah SAW atas wanita tersebut. Mereka tahu bahwa Usamah adalah salah seorang yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Berharap Rasulullah mengabulkan permintaan Usamah.

Ketika Usamah menyampaikan kepada Rasulullah SAW perihal keinginan mereka. Rasulullah SAW menjawab, “Apakah engkau hendak membela seseorang agar terbebas dari hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT?”

Setelah itu Rasulullah SAW berdiri dan berkhutbah, “Wahai manusia sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah, apabila seorang bangsawan mencuri, mereka biarkan. Akan tetapi apabila seorang yang lemah mencuri, mereka jalankan hukuman kepadanya. Demi Dzat yang Muhammad berada dalam genggaman-Nya. Kalau seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri. Niscaya aku akan memotong tangannya.”

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar memotong tangan wanita tersebut. Setelah itu wanita tersebut bertaubat dan menikah. (HR Bukhari Muslim)

Di sini sangat jelas sekali bagaimana ketegasan Rasulullah SAW dalam menjalankan perintah Allah swt. Bagaimana Rasulullah saw bersikap terhadap yang hak dan yang bathil. Rasulullah SAW tidak mengenal istilah kolusi, korupsi dan nepotisme.

Dalam menegakan hukum yang bertujuan tercapainya keadilan serta kemashlatan bersama. Rasulullah SAW tidak pandang bulu, tidak melihat latar belakang. Tidak melihat apakah ia pejabat, atau bangsawan. Orang yang dekat dan dicintai Rasulullah saw tidak menjadi jaminan untuk lolos dari hukuman.

Fatimah binti Muhammad, putri tercinta Rasulullah SAW pun tak luput dari hukuman jikalau ia mencuri. Bahkan beliau sendiri yang akan menghukumnya. Terlihat bagiamana Rasulullah SAW bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Kekuasaan, kemuliaan, dan keutamaan pada dirinya tidak digunakan secara semena-mena. Beliau tidak melebihkan satu dengan yang lainnya jika sudah memasuki ranah hukum. Termasuk darah dagingnya sendiri yang beliau cintai.

Inilah sosok pemimpin sejati dan profesional; mempunyai sikap tegas dalam memutuskan suatu perkara. Bukan saja istikaomah serta memegang teguh aturan-aturan Illahi.

Rasulullah SAW juga bersikap adil terhadap umatnya.Semoga di kemudian hari kita dapat menemukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan seperti Rasulullah SAW. Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita semua dapat meniru sikap dan ketegasan beliau tersebut....Amien..

Sabtu, 23 April 2011

Bawang Putih dan Manfaatnya


            Mungkin selama ini kita tahu bahwa bawang putih hanya berguna untuk masakan di dapur. Ataupun sebagai senjata untuk membunuh Dracula atau vampire di film-film besutan Hollywood yang belum jelas fakta kebenarannya tersebut. Ternyata banyak khasiat dan kandungan dari bawang putih yang sangat berguna bagi tubuh kita.

A.  Sekilas Tentang Bawang Putih
                  Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih.
                  Tiap suing terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut, bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya paying.

B.  Klasifikasi Bawang Putih
                  Klasifikasi bawang putih, yaitu :
      Divisio                        :  Spermatophyta
      Sub division              :  Angiospermae
      Kelas                          :  Monocotyledonae
      Bangsa                      :  Liliales
      Suku                          :  Liliaceae
      Marga                         :  Allium
      Jenis                          :  Allium sativum
      Nama umum            :  Bawang putih
      Nama daerah        :  Sumatera: bawang putih (Melayu), Lasun (Aceh), Dasun (Minangkabau), Lasuna (Batak), Bacong landak (Lampung).
Jawa : Bawang bodas (Sunda), Bawang (Jawa), Babang pole (Madura).
Kalimantan : Bawang kasihong (Dayak).
Sulawesi : Lasuna kebo (Makasar), Lasuna pote (Bugis), Pia moputi (Gorontalo).
Nusa Tenggara : Incuna.

C.  Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi Bawang Putih
                  Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan anti septik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
      Umbi batang mengandung zat-zat :
      1.   Kalsium  : bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi.
      2.   Saltivine : bias mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf.
      3.   Diallysulfide, alilpropil-disulpida : anti cacing.
      4.   Belerang
      5.   Protein
      6.   Lemak
      7.   Fosfor
      8.   Besi
      9.   Vitamin A, B1 dan C.

D.  Manfaat Bawang Putih
                  Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternative sebagai berikut:
1.    Bawang putih untuk Flu dan Batuk.
            Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membrane mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit.
            Pada tahun 1992, peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah melaporkan bahwa bawang tumbuk dalam minyak membunuh bukan hanya membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umum flu), tetapi juga membunuh 2 (dua) macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa virus umum lainnya.
Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah Anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang dan masukan kedalam susu dingin didalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat.

2.    Bawang putih dan Kolesterol
            Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil Haw tahun 1994menyebutkan bahwa bawang putih merupakan Agent untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan penurunan terjadi sebesar 12% dari total kolesterol.

3.    Bawang putih dan Kanker
            Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker. Beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa Anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State University merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 (sepuluh) menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker.

4.    Bawang putih dan Kehamilan
            Riset terbaru menunjukan bahwa menkonsumsi bawang puth selama kehamilan mengurangi resiko komplikasi kehamilan pre-eklamsia (meningkatkan tekanan kandungan protein dalam urine). Studi-studi juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga membantu menaikan lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset dilakukan oleh Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eklampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet bawang putih secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi kemungkinan-kemungkinan komplikasi pada kehamilan. Mereka memfokuskan pada keterlambatan pertumbuhan pada bayi dan pre-eklampsia, kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang terjadi pada kira-kira satu diantara sepuluh kehamilan.
            Eksperimen menunjukan bahwa menambahkan ekstrak bawang putih pada sel-sel plasenta yang kemungkinan menderita kondisi-kondisi tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan. Lebih jauh lagi, kegiatan enzim-enzim penting yang berkurang pada kehamilan tidak normal juga sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.

5.    Bawang putih Sebagai Penyembuh Wasir
            Pertama bersihkan dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air hangat dan sabun, oleskan jus / beberapa siung bawang putih yang sudah dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada anus yang telah dibersihkan, tunggu beberapa menit lalu bersihkan.
6.    Meningkatkan Stamina
            Setelah dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi sumber stamina dan kekuatan fisik yang tinggi. Walaupun sebelumnya mereka jarang sekali sakit, tiba-tiba mereka mudah terserang flu, orang-orang seperti inilah yang terutama membutuhkan daya pembangunan stamina yang terdapat di bawang putih. Orang-orang yang mudah lelah seharusnya menambah stamina mereka dengan makan sedikit bawang putih setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bias kita campurkan dalam olahan masakan kita dan menelannya.

7.    Mengontrol Gejala Diabetes
            Diabetes mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak cukupnya insulin di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam darah dan urine, serta kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya selalu ingin makan yang manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang manis-manis dan makan yang lainnya, berat badannya cenderung berkurang. Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh terhadap kuman dan bakteri, gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual, penyakit usus dan pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana dalam diet merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang baik.

E.  Pengaruh Pemakaian Bawang Putih
                  Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas kita menjadi bau, untuk menghilangkannya kita dapat melakukan cara-cara berikut ini :
1.    Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsumsi bawang putih.
2.    Memakan kulit limau dengan cara dikunyah.
3.    Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan telur.
4.    Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar.
      Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah, karena dapat mengganggu lambung. Oleh karena itu dianjurkan agar bawang putih terlebih dahulu di rebus, di goreng, atau di panggang dulu sebelum makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.

Selasa, 12 April 2011

asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) HIPERTENSI

HIPERTENSI
  1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
  1. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
    • Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
    • Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
    • Stress Lingkungan.
    • Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
    1. Hipertensi Esensial (Primer)
      Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
    2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
      Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
  1. Patofisiologi
    Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
  1. Manifestasi KlinisManifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
    • Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
    • Sakit kepala
    • Epistaksis
    • Pusing / migrain
    • Rasa berat ditengkuk
    • Sukar tidur
    • Mata berkunang kunang
    • Lemah dan lelah
    • Muka pucat
    • Suhu tubuh rendah
  1. Pemeriksaan Penunjang
    • Pemeriksaan Laborat
      • Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
      • BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
      • Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
      • Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
    • CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
    • EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
    • IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
    • Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
  1. Penatalaksanaan
    • Penatalaksanaan Non Farmakologis
      • DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
      • Aktivitas
        Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
    • Penatalaksanaan Farmakologis
      Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
      • Mempunyai efektivitas yang tinggi.
      • Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
      • Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
      • Tidak menimbulakn intoleransi.
      • Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
      • Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
  1. Pengkajian
    • Aktivitas/ Istirahat
      • Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
      • Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
    • Sirkulasi
      • Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
      • Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
    • Integritas Ego
      • Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
      • Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
    • Eliminasi
      • Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
    • Makanan/cairan
      • Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
      • Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
    • Neurosensori
      • Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
      • Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
    • Nyeri/ ketidaknyaman
      • Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
    • Pernafasan
      • Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
      • Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
    • Keamanan
      • Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
  1. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
    • Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
    • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
    • Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
    • Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
  1. Intervensi
    Diagnosa Keperawatan 1. :
    Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
    Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
    Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
    Intervensi :
    • Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
    • Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
    • Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
    • Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
    • Catat edema umum.
    • Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
    • Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
    • Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
    • Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
    • Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
    • Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
    • Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
    • Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
    • Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
    • Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
    • Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
    • Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
    • Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
    • Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
    • Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
    • Batasi aktivitas.
    • Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
    • Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
    • Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
    • Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
    • Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.
    • Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
    • Amati adanya hipotensi mendadak.
    • Ukur masukan dan pengeluaran.
    • Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
    • Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998